Sabtu, 09 Juli 2022

PGP-4-Kabupaten Pati-Nia Oktaviani-3.3-Aksi Nyata


3.3.a.10. Aksi Nyata - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid


Program : Mewujudkan Karakter Cinta Terhadap Lingkungan  Melalui Program One Day One Clean Pada Murid SD (Kokurikuler)

Karya : Nia Oktaviani SD Negeri Tamansari 02 CGP Angkatan 4 Kab.Pati



Komponen

Penjelasan

Peristiwa (Fact)

·      Latar Belakang

Berdasarkan hasil observasi, banyak siswa yang kurang peduli terhadap lingkungan di sekitar sekolah. Siswa belum diberikan arahan untuk mencintai dan merawat tanaman secara rutin. Hal ini membuat guru di SD Negeri Tamansari 02 memiliki gagasan bagaimana cara agar siswa memiliki rasa peduli dan cinta terhadap lingkungan sekitar sekolah. Pembentukan cinta lingkungan dapat diwujudkan melalui program one day one clean yang bertujuan untuk melatih murid agar dapat mencintai lingkungan dan memeliharanya.

·      Alasan Melakukan Aksi Nyata

Menumbuhkan rasa peduli dan cinta terhadap lingkungan mulai sejak dini. Program One Day One Clean diciptakan agar dapat melakukan perubahan program berdampak pada murid di bangku Sekolah Dasar. Melalui program One Day One Clean juga bertujuan untuk mewujudkan kepemimpinan murid dengan memperhatikan aspek suara, pilihan, dan kepemilikan murid. Selain itu, karakter lingkungan yang dapat dibangun dengan menyediakan lingkungan belajar yang dapat mendalami keterampilan untuk mencapai tujuan akademik maupun non akademik. Selain itu, program One Day One Clean dapat membantu upaya pelestarian lingkungan, menarik perhatian siswa cinta dan peduli terhadap lingkungan, meningkatakan kepekaan dan motivasi siswa akan pentingnya peduli terhadap lingkungan, serta mengembangkan semangat rela berkorban dan pantang menyerah dalam keterlibatan program kegiatan.   

·      Hasil Aksi Nyata

1.    Mendiskusikan atau mengkoordinasikan program dengan kepala sekolah, rekan guru, murid dan komite sekolah serta paguyuban kelas. Kegiatan aksi nyata sebagai bentuk tanggungjawab seorang calon guru penggerak dalam melaksanakan tugas dan mengatasi permasalahan di sekolah. Tujuan berdiskusi atau berkoordinasi adalah untuk mendapat izin dan dukungan dalam pelaksanaan program mewujudkan karakter cinta terhadap lingkungan melalui program One Day One Clean pada murid SD.

2.    Menyiapkan sarana dan prasarana dalam mewujudkan karakter cinta terhadap lingkungan melalui program One Day One Clean pada murid SD dengan sumber daya atau modal aset yang telah dimiliki sekolah untuk dimanfaatkan secara maksimal supaya terwujud program yang berdampak pada murid.

3.    Penyampaian program mewujudkan karakter cinta terhadap lingkungan melalui program One Day One Clean pada murid SD. Program tersebut dilakukan setiap seminggu sekali untuk semua jenjang kelas di Sekolah Dasar. Hasil aksi nyata yang dilakukan meliputi untuk kelas rendah (kelas 1, 2, dan 3) membuang sampah pada tempatnya, membersihkan kelas sesuai regu piket, membersihkan taman dan menyiram tanaman depan kelas dan membuat karya inovatif untuk kelas rendah berupa mozaik dari daun pisang dan daun mangga. Sedangkan untuk kelas tinggi (kelas 4, 5 dan 6) kegiatan yang dilakukan meliputi membuang sampah pada tempatnya, membersihkan kelas sesuai regu piket, merawat taman depan kelas, merawat kebun sekolah, membuat karya inovatif berupa batik cap dari pelepah pisang, jus mangga, jamu kunir asem, dan jamu beras kencur.  

4.    Foto Aksi Nyata                                                                                

Foto Aksi Nyata Kelas Rendah (Kelas 1, 2 dan 3)

Foto Aksi Nyata Kelas Tinggi (Kelas 4, 5 dan 6)

Perasaan (Feeling)

 

Perasaan ketika atau setelah menjalankan Aksi Nyata pengelolaan program yang berdampak pada murid adalah berawal dari tantangan untuk melakukan suatu perubahan dalam mewujudkan karakter cinta dan peduli terhadap lingkungan melalui program One Day One Clean. Maka jiwa pantang menyerah untuk melakukan program yang berdampak pada murid membuahkan hasil sesuai yang diharapkan dengan bantuan, kerjasama dan koordinasi berbagai pihak dengan memanfaatkan modal aset atau sumber daya di sekolah. Sehingga menjadikan perasaan senang dan bahagia serta berharap program akan terus berjalan untuk mewujudkan budaya positif di sekolah dan profil pelajar pancasila.       

Pembelajaran (Finding)

Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan keseluruhan Aksi adalah sebagai seorang pemimpin pembelajaran kita harus menciptakan program yang berdampak pada murid dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari serta menggunakan modal aset atau sumber daya yang dimiliki oleh sekolah. Melalui program One Day One Clean akan tercipta karakter pada diri siswa untuk cinta dan peduli terhadap lingkungan serta antusias dalam mengikutinya. Agar program terwujud dan berjalan sesuai yang diharapkan membutuhkan koordinasi dan kolaborasi dengan Kepala Sekolah, rekan sejawat, komite sekolah dan paguyuban kelas. Selain itu, dalam melakukan program akan terdapat kendala yang harus dihadapi dengan cara mengidenfitikasi dan menganalisis masalah yang muncul untuk memudahkan dalam pemetaan kebutuhan murid.

Penerapan ke Depan (Future)

Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang adalah berkolaborasi dan berkoordinasi dengan Kepala Sekolah, rekan sejawat, komite sekolah dan paguyuban kelas agar program One Day One Clean untuk mewujudkan karakter cinta terhadap lingkungan berlangsung terus menerus sehingga tercipta program kokurikuler yang diminati dan menjadi daya tarik seluruh siswa. Selain itu, dengan adanya program One Day One Clean akan tercipta budaya positif, melatih merdeka belajar murid dengan karya inovatif yang dihasilkan dari modal aset atau sumber daya yang dimiliki sekolah serta terwujudkan profil pelajar pancasila.      

 

Selasa, 07 Juni 2022

3.1.a.10. Aksi Nyata

 

3.1.a.10. Aksi Nyata

Disusun oleh:

Nia Oktaviani

Dari SD Negeri Tamansari 02 CGP Angkatan 4 Kab. Pati

Judul Aksi Nyata :

“Pengambilan Keputusan Dalam Penerapan Kegiatan Pembelajaran Berbasis Digital

Pada Pelaksanaan PTM Terbatas”

 

A.  Peristiwa (Facts)

1.    Latar Belakang Tentang Situasi Yang Dihadapi

Manusia dalam kodrat sebagai makhluk sosial tidak terlepas dengan permasalahan kehidupan. Dalam permasalahan sekecil apa pun kita dituntun menentukan sikap untuk memilih solusi berupa pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan merupakan ide atau gagasan baik berupa pemikiran, pendapat dan tindakan dari berbagai macam alternatif yang ditetapkan sebagai langkah akhir dari suatu tujuan yang akan dicapai. Pada umumnya pengambilan keputusan dilakukan dengan begitu saja, sehingga dampak yang terjadi menimbulkan masalah baru. Apalagi jika dihadapkan dalam kondisi dilema etika yang diharuskan kita melakukan pengambilan keputusan dalam situasi benar lawan benar. Sebagai pemimpin pembelajaran, langkah pengambilan dan pengujian keputusan ini menjadi dasar panduan untuk menghasilkan keputusan yang bisa diterima secara universal dan dapat dipertanggungjawabkan untuk memberi kenyamanan murid mencapai keselamatan dan kebahagian sesuai kodrat alam dan zamannya. Guru yang bertindak sebagai pemimpin pembelajaran memberikan keputusan yang tepat dalam praktik sebagai pamong, among dan momong, sehingga mampu memenuhi kebutuhan belajar siswa yang beragam dalam pengambilan keputusan belajar berdiferensiasi. Membantu guru mengalami dilema dan memberikan keputusan kepada murid mencapai tujuan belajar dalam mewujudkan profil pelajar pancasila. Dengan demikian sangat penting sekali pengambilan dan pengujian keputusan ini untuk dapat dilihat praktik setiap langkah dan hasilnya diterapkan dalam aksi nyata.

Dalam menjaga konsistensi pemanfaatan sarana-prasarana pembelajaran daring selama pandemi covid-19, maka pada pelaksanaan PTM terbatas dikembangkan aplikasinya berupa penerapan kegiatan pembelajaran berbasis digital pada pelaksanaan PTM terbatas di SD Negeri Tamansari 02. Kegiatan pembelajaran digital diterapkan untuk pembiasaan melatih murid menggunakan teknologi digital dalam kegiatan belajar mengajar misalnya mengerjakan soal menggunakan google formulir dan quizizz..  Disamping itu pula, kodrat zaman saat ini sebagian besar perangkat digital (handphone) menjadi kebutuhan utama untuk dimanfaatkan tepat guna serta mempersiapkan diri murid pada generasi emas 2045 yang murni berbasis digital.

2.    Alasan Mengapa Melakukan Aksi Nyata Tersebut

Aksi nyata penerapan kegiatan pembelajaran berbasis digital pada pelaksanaan PTM Terbatas dilakukan untuk memberi keputusan yang bervariasi pada setiap kebutuhan belajar murid yang diharapkan sebagai pemimpin pembelajaran yang berdiferensiasi. Melalui penerapan kegiatan pembelajaran berbasis digital pada PTM terbatas murid dengan leluasa berlatih mengerjakan soal melalui aplikasi google formulir dan quizizz untuk melaksanakan pembelajaran secara efektif. Alasan lain, dengan kegiatan pembelajaran berbasis digital murid lebih kreatif dan berfikir kritis dalam mengerjakan soal HOTS.

3.    Hasil Aksi Nyata Yang Dilakukan

Penerapan kegiatan pembelajaran berbasis digital pada pelaksanaan PTM Terbatas memiliki dampak baik dari hari ke hari. Berikut kumpulan hasil aksi nyata dalam praktik kegiatan pembelajaran berbasis digital adalah sebagai :

1)      Menggunakan aplikasi google formulir dan quizizz dalam mengerjakan soal di laptop

 


2)      Menggunakan aplikasi google formulir dan quizizz dalam mengerjakan soal di handphone

          


B.  Perasaan (Feelings)

Dari aksi nyata yang telah saya lakukan, saya sangat senang sekali keputusan yang diambil dalam penerapan kegiatan pembelajaran berbasis digital pada pelaksanaan PTM Terbatas berjalan dengan baik. Ketika proses yang dilalui begitu panjang dan konsisten memiliki dampak yang baik. Progres memenuhi kebutuhan belajar murid secara berdiferensiasi melalui kegiatan pembelajaran berbasis digital sangat tepat pada dunia mereka saat ini sehingga tampak begitu berkembang dengan baik. Setelah proses dilakukan, rasa bangga saya timbul dari produk yang dihasilkan begitu baik. Kondisi ini akan dipegang teguh untuk tetap komitmen dan konsisten untuk menjaga belajar murid berbasis digital hingga mampu mengantarkan siswa mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

C.  Pembelajaran (Findings)

Pembelajaran yang saya dapat dari pelaksanaan aksi nyata yang dilakukan, dimana murid dengan kodrat zamannya seperti saat ini memang benar-benar dunia yang mereka miliki. Murid melakukan proses belajar dengan baik, cepat tanggap, kreatif dan inovatif. Sebagai seorang guru hendaknya menjaga konsistensi agar kegiatan pembelajaran berbasis digital ini menjadi akses untuk belajar murid memahami pengerjaaan soal dan mengoperasikan teknologi canggih.

D.  Penerapan Ke Depan (Future)

Rencana perbaikan pelaksanaan di masa yang akan datang, tetap mempertahankan hal positif saat ini, melakukan refleksi secara berkelanjutan, yang tentunya membangun dukungan positif dari stakeholder untuk lebih mengembangkan dan menerapkan kegiatan pembelajaran berbasis digital pada pelaksanaan pembelajaran secara berkelanjutan.

Rabu, 25 Mei 2022

3.1.a.9. Koneksi Antar Materi

 

3.1.a.9. Koneksi Antar Materi

Disusun oleh :

Nia Oktaviani dari SD Negeri Tamansari 02 CGP Angkatan 4 Kab. Pati

 

1.   Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

Dalam mengambil sebuah keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran adalah ketika dihadapkan dengan dilema etika dan bujukan moral maka kita harus memiliki kompetensi da peran filosofi Pratap Triloka dari Ki Hajar Dewantara dengan menjadi teladan yang positif, memotivasi, memfasilitasi, dan mampu membentuk karakter positif bagi murid untuk mewujudkan profil pelajar pancasila serta menggunakan langkah pengujian dan pengambilan keputusan yang tepat.

2.   Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Berpengaruh pada prinsip-prinsip dalam pengujian dan pengambilan keputusan. Terdapat tiga prinsip yaitu berpikir berbasis hasil akhir atau ends-based thinking, berpikir berbasis peraturan atau rule based thinking dan berpikir berbasis rasa peduli atau care based thinking. Dalam memberikan pelayanan dan pembelajaran kepada murid harus memiliki rasa empati agar bersemangat dan berminat itu termasuk berpikir berbasis rasa peduli atau care based thinking.

3.   Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya?

Pengambilan keputusan dalam kegiatan coaching sangat efektif karena cara berkomunikasi yang memberdayakan atau asertif, menggunakan teknik mindfullnes, dan coaching model TIRTA. Kegiatan coaching dapat dilakukan dengan murid atau rekan sejawat dalam komunitas praktisi di sekolah dengan cara coache menggali permasalahan coachee dan coachee akan menemukan penyelesaian permasalahannya. Cara pengambilan keputusan ketika dihadapkan pada dilema etika dan bujukan moral dengan menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah dalam pengujian dan pengambilan keputusan bersama murid atau komunitas praktisi di sekolah.

4.   Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Dalam mengelola dan menyadari aspek sosial dan emosional memerlukan teknik mindfullnes atau kesadaran penuh yang terdapat pada nilai-nilai kebajikan untuk mengambil keputusan. Nilai – nilai kebajikan yang tidak bertentangan dengan dilema etika dan bujukan moral.

5.   Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Saat seorang pendidik dihadapkan pada situasi dilema etika atau bujukan moral yang terjadi pada murid atau rekan sejawat di sekolah maka penyelesaian yang dilakukan menggunakan teknik 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah dalam pengujian dan pengambilan keputusan.  

6.   Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?

Dalam mengambil keputusan yang tepat sangat bermanfaat bagi perkembangan organisasi atau satuan pendidikan ke arah yang lebih baik untuk mewujudkan visi dan misi yang di harapkan. Namun saat pengambilan keputusan kurang tepat maka akan berdampak bagi organisasi atau satuan pendidikan juga. Maka dalam mengambil keputusan sebaiknya menggunakan paradigma, prinsip dan langkah pengujian dan pengambilan keputusan.    

7.   Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini?h ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Kesulitan yang dihadapi apabila belum menemukan kekompakan dalam mengambil keputusan. Perubahan paradigma memerlukan proses misalnya mengadakan sosialisasi agar lingkungan memiliki pemahaman baru dan mampu beradaptasi dengan adanya perubahan. Pengambilan keputusan dengan adanya perubahan perlu dilakukan agar menjadi budaya positif di lingkungan tersebut.

8.   Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

Sangat berpengaruh, karena pemimpin pembelajaran harus melakukan perubahan yang berpihak pada murid sehingga dalam mengambil keputusan dapat memfasilitasi dan memerdekakan murid dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.  

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Seorang pemimpin pembelajaran harus memberikan pelayanan kepada murid untuk melakukan rencana jangka panjang yang akan dihadapi sehingga kita harus memotivasi dan memberikan semangat serta coach yang berpengarus baik agar murid mampu mengambil keputusan.

10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Terdapat keterkaitan dengan modul sebelumnya yaitu seorang pemimpin pembelajaran bagi murid diharapkan mampu memiliki sikap pratap triloka untuk membantu murid dalam perkembangan dilingkungan. Selain itu memiliki kemampuan mengambil keputusan berdasarkan teknik 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah dalam pengujian dan pengambilan keputusan yang memberikan dampak positif bagi murid dan sekolah.

 

Selasa, 08 Februari 2022

1.4.a.10.2 Aksi Nyata - Budaya Positif - Forum Berbagi Aksi Nyata

 

Laporan Tindakan Aksi Nyata Modul 1.4.a.10.2 Aksi Nyata - Budaya Positif - Forum Berbagi Aksi Nyata

 

Judul Modul : Menanamkan Budaya Positif dengan Kesepakatan Kelas dalam Kegiatan Belajar Mengajar, Market Day, dan Kantin Kejujuran

Nama Peserta            : Nia Oktaviani dari SD Negeri Tamansari 02

CGP Angkatan 4 Kabupaten Pati

 

Latar Belakang:

Sekolah sebaiknya berusaha menciptakan iklim pendidikan yang mampu menerapkan seluruh warganya khususnya murid melakukan budaya positif. Budaya yang mengakar kuat dan menjadi sebuah kebiasaan yang dilakukan secara terus menerusdan sadar oleh setiap warga sekolah. Semua pihak harus terlibat dalam menanamkan budaya positif tersebut. Penanaman budaya positif akan menjadi budaya sekolah.

 

Deskripsi Aksi Nyata

Tujuan Pelaksanaan Aksi Nyata :

1.    Menumbuhkan budaya positif dengan kesepakatan kelas.

2.    Menumbuhkan nilai-nilai profil pelajar pancasila pada diri murid dalam kegiatan belajar mengajar, market day, dan kantin kejujuran.

 

Tolak Ukur Pelaksanaan Aksi Nyata :

1.    Murid mampu membuat kesepakatan kelas yang dipasang pada dinding sekolah.

2.    Murid menerapkan nilai-nilai profil pelajar pancasila secara sadar dan berkelanjutan dalam kegiatan belajar mengajar, market day, dan kantin kejujuran.

 

Linimasa Aksi Nyata :

1.    Sosialisasi kepada seluruh warga sekolah meliputi kepala sekolah, guru, murid, dan tenaga kependidikan terkait disiplin positif.

2.    Menjelaskan tentang pengertian dan pentingnya kesepakatan kelas.

3.    Memfasilitasi murid untuk membuat kesepakatan kelas.

4.    Kesepakatan kelas yang telah disepakati kemudian ditanda tangani oleh seluruh murid dan dipasang didinding sekolah.

5.    Menanamkan nilai-nilai positif pelajar pancasila dalam kegiatan belajar mengajar, market day, dan kantin kejujuran.

6.    Mendokumentasikan setiap kegiatan belajar mengajar, market day, dan kantin kejujuran yang menanamkan nilai-nilai profil pelajar pancasila.

 

Hasil dari Aksi Nyata

1.    Kesepakatan Kelas dalam Kegiatan Belajar Mengajar

a.       Terbentuknya kesepakatan kelas untuk pembelajaran yang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi murid.

b.      Terbentuknya kesepakatan kelas menjadikan murid tertib, disiplin, dan semangat dalam kegiatan belajar mengajar.

c.       Orang tua murid menjadi lebih peduli dan mendukung dalam kegiatan belajar mengajar.


2.    Market Day

a.    Adanya kegiatan market day dapat menanamkan jiwa kewirausahaan kepada murid untuk memasarkan atau menjajakkan barang dagangan di sekitar lingkungan sekolah.

b.    Menumbuhkan dan menciptakan interaksi antar murid di lingkungan sekolah.

c.    Terciptanya gagasan, inovasi, dan kreativitas dalam menghasilkan produk yang dapat menarik perhatian konsumen di lingkungan sekolah.

     



3.    Kantin Kejujuran

a.    Terciptanya sikap kejujuran yang dimiliki murid dalam kegiatan jual beli tanpa pengawasan dari guru.

b.    Terciptanya pendidikan karakter dan kreativitas dalam diri murid.

    


 

Langkah-langkah Aksi Nyata yang Telah Dilakukan :

1.    Melakukan Perencanaan

Melakukan perencanaan terkait penerapan aksi nyata budaya positif di kelas dan di sekolah dengan harapan supaya kegiatan tersebut berjalan dengan baik dan lancar.


2.    Mengkomunikasikan Perencanaan kepada Kepala Sekolah

Melakukan komunikasi dan koordinasi yang baik dan selaras dengan kepala sekolah terkait program calon guru penggerak dengan materi budaya positif di kelas dan di sekolah. Adanya budaya postif di harapkan akan membentuk karakter yang berbudaya bagi murid.


3.    Melakukan Revisi Perencanaan Hasil Konsultasi dengan Kepala Sekolah

Hasil dari berkomunikasi dan berkoordinasi dengan kepala sekolah adalah di berikan saran dan dukungan untuk memperlancar kegiatan budaya postif di kelas dan di sekolah. Selain itu, akan membentuk karakter murid yang berprofil pelajar pancasila.


4.    Melaksanakan Tindakan Aksi Nyata

a.    Kesepakatan kelas dalam kegiatan belajar mengajar

Dalam melakukan kesepakatan kelas memperhatikan harapan dan berbagai pendapat dari murid supaya terwujud merdeka belajar. Setelah menemukan kesepakatan kelas harus di setujui semua murid dan wali kelas. Pembuatan kesepakatan kelas dilakukan awal masuk PTM Terbatas mulai tanggal 17 Januari 2022 dengan 28 murid di kelas. Dalam melakukan kesepakatan kelas telah di setujui ada 8 point yang membutuhkan kerjasama dan tanggungjawab untuk tidak melanggar kesepakatan kelas tersebut.  


     

b.      Market day

Dalam melakukan kegiatan market day diperlukan perhatian, harapan untuk memiliki jiwa kewirausahaan, kerjasama, bertanggungjawab, dan berbagai pendapat dari kepala sekolah, guru kelas lain, murid kelas lain, dan orangtua murid. Karena dalam melaksanakan kegiatan market day kita dapat menghasilkan karya murid untuk di tunjukkan kepada kelas lain dan orang murid.

  



c.       Kantin kejujuran

Dalam melakukan kegiatan kantin kejujuran diperlukan sikap kejujuran, harapan untuk memiliki jiwa kewirausahaan, bertanggungjawab, dan berbagai pendapat dari kepala sekolah, guru kelas laindan murid kelas lain. Karena dalam melaksanakan kegiatan kantin kejujuran kita dapat menciptakan jiwa kepemimpinan dan berprofil pelajar pancasila pada diri murid.


5.    Melakukan Refleksi dan Evaluasi terhadap Kelebihan dan Kekurangan Tindakan Aksi Nyata

Melakukan refleksi dan evaluasi mulai dari kesepakatan kelas dalam kegiatan belajar mengajar, market day, dan kantin kejujuran yang telah dilaksanakan secara langsung di kelas dan di sekolah. Hasil refleksi dan evaluasi tersebut, sudah terlaksana dengan baik, namun masih ada beberapa murid yang terkadang lalai terhadap kesepakatan kelas dalam kegiatan belajar mengajar, market day, dan kantin kejujuran yang ada. Sebagian besar murid sangat antusias dalam mengikuti kegiatan tersebut untuk mewujudkan budaya positif. Karena murid merasa di perhatikan, termotivasi, semangat, kreatif, inovatif dan melatih sikap kejujuranserta kewirausahaan pada murid.